PRAKTIKUM ACARA 4
PEMBUATAN PENAMPANG ( PROFIL )
DAN KEMIRINGAN LERENG
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak sekali defenisi
tentang peta, tapi pada dasarnya peta adalah alat peraga, dimana melalui alat peraga itu,
seorang penyusun peta ingin menyampaikan idenya pada orang lain. Ide tentang
gambaran tinggi rendah permukaan bumi suatu daerah melahirkan peta topografi,
ide gambaran penyebaran penduduk (peta penduduk), penyebaran batuan (peta
geologi), penyebaran jenis tanah (peta tanah atau soil map), penyebaran curah
hujan (peta hujan) dan sebagainya yang menyangkut kedudukannya dalam ruang.
Dengan cara menyajikannya kedalam bentuk peta,
diharapkan si penerima ide dapat dengan cepat dan mudah memahami atau
memperoleh gambaran dari yang disajikan itu melalui matanya.
Sejalan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang pemetaan mengalami kemajuan yang sangat
baik dan pesat. Pengumpulan data-data geografis secara manual diperkuat dengan
teknologi seperti foto udara, foto satelit, radar dan sebagainya. Begitu juga
dalam penyusunan peta, dari sekian banyak lembar peta kemudian disusun dalam
suatu sistem yang mampu menginformasikan peta yang banyak tadi dalam waktu cepat
melalui Sistem Informasi Geografis (SIG) yang tentunya dengan komputerisasi.
Secara sederhana relief dapat diartikan sebagai suatu konfigurasi nyata
dari permukaan bumi, yaitu perbedaan – perbedaan dalam ketinggian dan
kemiringan permukaan bumi. Relief dipresentasikan dengan cara membuat garis
yang menghubungkan titik di permukaan bumi yang mempunyai ketinggian yang sama
( garis tersebut disebut dengan garis kontur). Peta topografi
adalah peta yang didalamnya berisi garis-garis kontur dengan ketinggian berkelipatan
sesuai dengan interval konturnya.
Alasan mengapa pada praktikum acara keempat ini mahasiswa ditugaskan
untuk membuat penampang ( profil ) dan kemiringan lereng adalah karena pada prinsipnya pembuatan garis kontur
dilakukan secara logika yaitu dengan cara interpolasi terhadap titik – titik hasil
pengukuran secara langsung di lapangan. Beberapa kegunaan dari pembuatan garis
kontur adalah untuk mengetahui bentuk lereng, besarnya kemiringan lereng dan
menunjukkan bentuk relief sepertigaris
kontur yang rapat menunjukkan lereng curam/terjal sedangkan garis lereng yang
renggang menunjukkan bentuk lereng yang datar/landai.
B. WAKTU DAN TANGGAL PRAKTIKUM
Waktu : Kamis, tanggal 21 dan 28 April 2011
Tempat : Gedung FKIP baru ruang 2.02
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
·
Melatih
ketrampilan mahasiswa dalam membuat penampang melintang/profil suatu daerah dan
menghitung kemiringan lereng.
·
Dalam praktikum pembuatan peta
kontur ini diharapkan mahasiswa mampu
membuat peta garis kontur dari penyebaran titik-titik ketinggian suatu wilayah tertentu.
·
Agar mahasiswa dapat membaca atau
menelaah bentuk bentuk medan atau relief permukaan bumi berdasarkan peta kontur atau peta garis tinggi yang ada.
BAB II
TEORI
A. LANDASAN TEORI
Kartografi merupakan bagian dari ilmu
geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini berkaitan erat dengan system
komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta. Untuk menyampaikan
berbagai informasi, baik berupa informasi grafis maupun informasi atribut,
diperlukan media yang tepat untuk menyampaikannya, yaitu dengan menggunakan
peta sebagai media komunikasi dalam bentuk hardcopy maupun dalam bentuk
softcopy.
Peta adalah suatu gambaran
dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di
bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala
tertentu.
Salah satu cara untuk
membuat peta garis tinggi (peta kontur) yaitu dengan cara menarik garis yang
mempunyai ketinggian yang sama dari data penyebaran titik-titik ketinggian pada
suatu daerah. Penyebaran titi-titik ketinggian tersebut diukur secara terestrial
dengan mengikatkan salah satu titik ketinggian tertentu dan titik ketinggian
tersebut dihitung dari ketinggian di atas permukaan laut. Titik ketinggian
tertentu tersebut dapat berupa titik trianggulasi, titik dasar teknik (TDT),
titik puncak bukit, titik pada garis pantai sebagai titik nol (0 m) atau titik
tertentu yang mempunyai nilai ketinggian. Dalam pelaksanaan pengukuran biasanya
yang digunakan sebagai peta dasar untuk acuan ketinggian tempat adalah peta
topografi atau peta rupa bumi. Karena kedua macam peta tersebut adalah peta
yang lengkap yang memperlihatkan unsur-unsur alami dan unsur-unsur buatan
manusia di atas permukaan bumi termasuk titik-titik ketinggian dan juga
kontur-kontur dengan memperhitungkan skala peta yang digunakan.
Peta kontur adalah
merupakan peta yang menggambarkan bentuk-bentuk medan/relief dari suatu wilayah
yang digambarkan dengan garis yang mempunyai ketinggian yang sama (kontur).
Karena kontur merupakan garis yang menghubungkan titik-titik dipermukaan bumi
yang mempunyai ketinggian yang sama, maka antara garis kontur yang satu dengan
kontur yang lain tidak akan saling berpotongan.
Dalam pembuatan peta kontur
dapat dari data hasil pengukuran secara terestrial seperti dikemukakan di atas,
tetapi juga dapat dilakukan dari hasil fotogrametris. Sebagai data dari
praktikum acara ini adalah berupa penyebaran dari titik-titik ketinggian hasil
pengukuran secara terestrial dan pola aliran sungai yang ada di wilayah
tersebut. Sedang titik ketinggian sendiri adalah titik ketinggian dipermukaan
bumi yang dihitung berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut. Sedangkan
harga nol (awal) ketinggian permukaan laut dihitung atau dimulai dari titik
atau garis rata-rata antara pasang tertinggi dan surut terendah permukaan air
laut pada pantai setempat. Banyak cara untuk menentukan titik ketinggian suatu
tempat antara lain dengan alat altimeter, GPS, mengukur langsung dengan alat
theodolit dari titik nol di pantai atau menggunakan data yang sudah ada
titik-titk ketinggiannya yaitu peta topografi atau peta rupa bumi. Titik
ketinggian tempat yang ada pada peta ini berupa titik trianggulasi, puncak
bukit atau puncak gunung, titik ketinggian tempat tertentu yang dianggap
penting dan juga menggambarkan garis kontur. Dari titik ketinggian yang ada tersebut,
dapat digunakan sebagai titik ikat awal dari pengukuran yang dilaksanakan.
Disamping mengukur
penyebaran titik-titik ketinggian tersebut, untuk membantu penarikan kontur
perlu juga diukur atau dipetakan unsur-unsur alam (geografi) yang lain seperti
pola aliran sungai, jalan, rawa dan lain-lain. Dari peta penyebaran titik-titik
kontur dan unsur-unsur alam terutama pola aliran sungai di suatu wilayah sangat
membantu arah penarikan kontur, karena bentuk relief atau bentuk medan ada
kaitannya dengan pola aliran yang ada, dan terjadinya bentuk-bentuk relief atau
bentuk medan yang ada salah satunya karena adanya kikisan air.
Dalam penarikan antara
kontur yang satu dengan kontur yang lain didasarkan pada besarnya perbedaan
ketinggian antara ke dua buah kontur yang berdekatan dan perbedaan ketinggian
tersebut disebut dengan interval kontur (contour interval).
B. ALAT DAN BAHAN
Bahan dan alat beserta
fungsinya yang digunakan dalam praktikum acara ke IV ini
adalah sebagai berikut :
•
Peta
yang akan di salin (guide map): gambar /peta kontur suatu daerah.
•
Kertas
kalkir
•
Kertas milimeter
•
Rapodograph/drawing pen
•
Sablon
•
Alat
tulis dan gambar
•
Isolasi
•
Kaca
pembesar (LUP)
C. CARA KERJA
Pembuatan penampang atau
profil dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Diperoleh dari peta kontur
2. Langsung dibuat atau di ukur dilapangan .
• Pembuatan
penampang atau profil dari peta kontur
•
Siapkan
peralatan praktikum yang akan dipergunakan.
•
Rekatkan
guide map dengan selotip pada meja, kemudian berilah tanda dengan untuk memperjelas
kontur dengan pinsil/pulpen.
•
Mulailah
menyalin peta dengan teliti, terutama penggambaran kenampakan garis kontur dan nilai interval
kontur yang tercantum pada peta yang dipilih dengan memperhatikan rapido atau
drawing pen berukuran apa saja yang di pergunakan, menurut peta pandu yang
disalin.
•
Gambarlah
penampang profil pada kertas milimeter, buatlah perbedaan lereng yang tergambar
menjadi lereng atas, lereng tengah, dan lereng bawah.
•
Cantumkan
nama hasil praktikum, sumber yang disalin, nama dan NIM.
•
Kemudian salin kembali ke atas kertas kalkir
•
Berilah
ulasan singkat mengenai hasil praktikumpada laporan kerja anda yang meliputi
hasil proses pengerjaan ,proses penggambaran yang dilakukan dan kenampakan peta
yang ada.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. ANALISA
HASIL PRAKTIKUM
Dari penganalisaan
praktikum acara keempat ini mahasiswa harus tahu apa garis kontur ,
peta kontur serta syarat–syarat untuk membuat peta kontur. Pada praktikum 4 ini
mahasiswa juga dilatih keterampilannya dalam membuat penampang melintang/profil
suatu daerah dan menghitung kemiringan lereng, yang dapat diketahui dengan cara
membuat peta kontur,yaitu peta yang terdiri daripada garis-garis yang
menghubungkan titik di permukaan bumi yang mempunyai ketinggian yang sama
(garis kontur). Adapun kegunaan dari garis kontur adalah untuk mengetahui
bentuk lereng, besarnya kemiringan lereng dan menunjukkan bentuk relief.
Karakteristik sebuah garis kontur antara lain:
o Garis kontur yang memiliki ketebalan , yang
tebal biasanya terdapat CI
o Sifat dari garis kontur:
1. Semakin rapat garis kontur maka semakin terjal sebua
lereng.
2. Semakin renggang garis ontur maka semakin lndai sebuah
lereng.
Setelah kita megetahui semua materi kemudian kita di
suruh untuk mencari Countur Indeks (CI) yang antara lain :
Countur
Indeks (CI) 2.500
Countur
Indeks (CI) 2.200
Countur
Indeks (CI) 1.900
Countur
Indeks (CI) 1.500
Countur
Indeks (CI) 1.200
B. MAMFAAT PRAKTIKUM
Adapun manfaat yang
kami ( saya ) peroleh melalui acara keempat praktikum ini adalah :
1.
Ketika
menggambar peta, mahasiswa lebih teliti, terutama dalam hal penggambaran titik
dan garis dari peta kontur
2.
Melatih
ketrampilan mahasiswa dalam membuat penampang melintang/profil suatu daerah dan
menghitung kemiringan lereng.
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui apa itu peta kontur, bagaimana
garis pada peta kontur.
a. Kemudahan
Adapun kemudahan pada praktikum ini antara lain:
•
Adanya
panduan praktikum untuk melakukan cara kerja.
•
Dengan
adanya kertas milimeter, memudahkan dalam mengetahui ketinggian lereng.
•
Tersedianya
guide map (peta pandu) sehingga mudah menggambarkan hasil penampang/profil
lereng.
•
Tersedinya
kaca pembesar (LUV) yang sngat membantu dalam praktikum ini.
b. Kesulitan
Adapun kesulitan pada praktikum 4
ini adalah:
•
Mahasiswa
sulit membedakan ketinggian lereng pada garis-garis kontur.
•
Mahasiswa
sulit membedakan antara garis kontur yang satu dengan garis kontur yang
lainnya.
•
Garis
kontur sangatlah rapat sehingga sulit membedakannya, bahkan ada yang tidak nampak.
•
Butuk ketelitian yang sangat akurat saat mempaca peta guide mapnya.
BAB
IV
KESIMPULAN
Dengan acara praktikum keempat ini
kita dapat mengetahui cara untuk membuat peta garis tinggi (peta kontur) yaitu
dengan cara menarik garis yang mempunyai ketinggian yang sama dari data
penyebaran titik-titik ketinggian pada suatu daerah.
Peta
topografi adalah peta yang didalamnya berisi garis-garis kontur dengan
ketinggian berkelipatan sesuai dengan interval konturnya.
Sedangkan peta kontur adalah peta
yang menggambarkan bentuk-bentuk medan/relief dari suatu wilayah yang
digambarkan dengan garis yang mempunyai ketinggian yang sama (kontur). Karena
kontur merupakan garis yang menghubungkan titik-titik dipermukaan bumi yang
mempunyai ketinggian yang sama, maka antara garis kontur yang satu dengan
kontur yang lain tidak akan saling berpotongan.
Penggambaran garis
kontur memiliki sifat sebagai berikut :
a. Berbentuk
kurva tertutup.
b. Tidak
bercabang.
c. Tidak
berpotongan.
d. Menjorok ke
arah hulu jika melewati sungai.
e. Menjorok ke
arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan.
f. Tidak
tergambar jika melewati bangunan.
g. Garis kontur
yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.
h. Garis kontur
yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai
Adapun kegunaan dari garis
kontur adalah untuk mengetahui bentuk lereng, besarnya kemiringan lereng dan
menunjukkan bentuk relief. Garis kontur yang rapat menunjukkan lereng
curam/terjal, sedangkan yang renggang menunjukkkan bentuk lereng yang
datar/landai. Untuk membuat penampang melintang/profil suatu daerah dan
menghitung kemiringan lereng maka digunakan teknik peta kontur, yaitu peta yang terdiri daripada garis-garis
yang menghubungkan titik di permukaan bumi yang mempunyai ketinggian yang sama
(garis kontur).
Hasil penampang/profil
lereng peta kontur dapat dipakai sebagai panduan keadaan pada daerah
sebenarnya. Peta kontur berfungsi
sebagai penunjuk/penggambaran suatu keadaan lereng pada suatu daerah.maka dapat
dikatakan bahwa bila kita ingin mencari ketinggian suatu wilayah maka kita
harus menggunakan peta kontur untuk memudahkan dalam pencarian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Irwanto. 2010. Panduan Praktikum Kartografi. Banda
Aceh:FKIP UNSYIAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar