PRAKTIKUM ACARA 2
DISAIN
NAMA – NAMA GEOGRAFI
DAN
TATA LETAK PETA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kartografi
didefinisikan sebagai gabungan dari seni , ilmu dan teknik dalam pembuatan ( penggambaran ) peta. Dimana ilmu digunakan
sebagai simbol yang digunakan, seni sebagai penghalusan ( pewarnaan gambar )
dan teknik sebagai cara penggunaan dan tingkat ketelitian. Dalam kartografi ketiga
unsur tersebut tidak dapat dipisahkan. Seiring dengan pengertian itu, banyak
dari kita pasti sangat menginginkan untuk dapat membuat peta dengan teknik –
teknik khusus yang telah dipelajari, dimana peta tersebut berfungsi sebagai
media informasi, dan sistem komunikasi.
Peta
adalah alat peraga dimana melalui alat peraga itu , seorang penyusun peta ingin
menyampaikan idenya kepada orang lain. Ide yang dimaksud adalah hal – hal yang
berhubungan dengan kedudukannya dalam ruang. Dengan cara menyajikannya kedalam
bentuk peta, diharapkan si penerima ide dapat dengan cepat dan mudah memahami
atau memperoleh gambaran dari yang disajikannya itu melalui matanya.
Sejalan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang pemetaan mengalami
kemajuan yang sangat baik dan pesat. Pengumpulan data – data geografis secara
manual diperkuat dengan teknologi seperti foto udara, foto satelit, radar dan
sebagainya. Begitu juga dalam penyusunan peta, kartografi manual kini banyak
dibantu dengan komputerisasi sehingga banyak dijumpai peta – peta digital.
Namun
demikian, meski kemajuan dan perkembangan di bidang pemetaan telah mengalami
kemajuan terutama dengan penggunaan sistem komputerisasi, hal tersebut tidak peta
dengan cara – cara tangan/ peta analog. Analog masih sangat dibutuhkan
keberadaannya, untuk itu penyalinan peta tetap harus dilakukan dikarenakan peta
analog tetap menampilkan dan menjaga tingkat keakuratan penggambaran peta yang
lebih baik.
Peta
menggunakan simbol – simbol dua dimensi untuk mencerminkan fenomena geografikal
atau dengan suatu cara yang sistematis, dan hal ini memerlukan kecakapan untuk
membuatnya dan membacanya. Peta merupakan teknik komunikasi yang tergolong
dalam cara grafis, dan untuk efisiennya kita harus mempelajari dengan baik
atribut – atribut / elemen – elemen dasarnya,seperti jgua pada cara – cara
komunikasi yang lain.
Alasan
mengapa sebuah peta harus didisain secara menarik dan penggunaan / penentuan tata letak peta
dengan memperhatikan keseimbangan dalam ukuran huruf, tipe huruf agar mudah
dibaca dan tidak membingungkan bagi para pemakai peta. Selain itu juga dapat
menyentuh perasaan tertarik ( sensible
) si pembaca.
B.
WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Waktu : tanggal 31 Maret & 7 April 2011
Tempat : gedung FKIP baru ruang 2.02
C.
TUJUAN
Adapun tujuan dalam praktikum acara
kedua ini adalah :
1.
Melatih
keterampilan mahasiswa (saya ) dalam merancang dan mendisain nama – nama
geografi dan tata letak peta/ informasi tepi ( marginal information ) dalam
komposisi yang benar.
BAB
II
TEORI
A. LANDASAN
TEORI
Kartografi merupakan bagian dari
ilmu geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini berkaitan erat dengan
sistem komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta. Untuk
menyampaikan berbagai informasi, baik berupa informasi grafis maupun informasi
atribut, diperlukan media yang tepat untuk menyampaikannya, yaitu dengan
menggunakan peta sebagai media komunikasi dalam bentuk hardcopy maupun dalam
bentuk softcopy.
Peta-peta ini nantinya dapat digunakan sebagai data dan dokumen baik secara aktual maupun secara periodik untuk memberikan informasi geografis suatu wilayah. Dalam kartografi, baik sebagai salah satu bagian dari ilmu geografi dan dokumen ilmiah, kartografi juga merupakan teknik dan pengetahuan untuk menunjukkan suatu fenomena geografis pada suatu daerah yang dipilih dan digeneralisasi. Peta menurut ICA adalah suatu gambaran unsur - unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan umumnya digambarkan.
Peta-peta ini nantinya dapat digunakan sebagai data dan dokumen baik secara aktual maupun secara periodik untuk memberikan informasi geografis suatu wilayah. Dalam kartografi, baik sebagai salah satu bagian dari ilmu geografi dan dokumen ilmiah, kartografi juga merupakan teknik dan pengetahuan untuk menunjukkan suatu fenomena geografis pada suatu daerah yang dipilih dan digeneralisasi. Peta menurut ICA adalah suatu gambaran unsur - unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan umumnya digambarkan.
Sedangkan nama-nama geografi
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam penyajian sebuah peta, baik
itu peta Topografi maupun Tematik. Nama-nama geografi ini perlu dicantumkan
dalam peta karena nama ini dipakai sebagai identifikasi suatu perujudan,
walaupun sebetulnya nama sendiri bukan dari muka bumi. Penepatan nama-nama
geografi ini harus tepat dan benar agar mudah dibaca dan tidak membingungkan
bagi pengguna peta. Untuk itulah dibuat aturan-aturan penempatan beserta tipe
huruf yang digunakan dalam mewakili sesuatu kenampakan. Prinsip penulisan huruf
untuk nama-nama geografi adalah sebagai berikut:
1.
Wilayah
administrasi dan nama tempat, biasanya berwarna hitam tetapi biasa juga dengan
warna lain.
2.
Nama
bentuk relief seperti pegunungan, bukit ditulis dengan miring /italic dengan warna hitam.
3.
Nama
perairan / perujudan air dengan tipe italic
/ miring dengan warna biru, dan lain – lain.
Jadi dalam lettering/nama – nama
geografi,tipe huruf, spasi penempatan, dan warna mempunyai makna terkait dengan
perwujudan unsur geografinya. Para ahli (kartografer) membuat kesepakatan,
untuk membuat tulisan (lattering) pada peta sebagai berikut :
a) Nama geografis ditulis dengan
bahasa dan istilah yang penduduk setempat .
b) Nama jalan yang ditulis harus sesuai dengan arah jalan tersebut.
b) Nama jalan yang ditulis harus sesuai dengan arah jalan tersebut.
c) Nama kota ditulis dengan 4 cara,
yaitu :
·
Dibawah
symbol kota
·
Diatas
symbol kota
·
Disebelah
kanan symbol kota
·
Disebelah
kiri symbol kota
Sebelum membuat/mengambar peta, perlu diketahui
terlebih dulu tata letak peta, yaitu struktur atau bagian-bagian yang ada pada
suatu peta. Tata letak suatu peta (Map layout) merupakan pengaturan data
spasial dari berbagai macam elemen peta. Penentuan tata letak peta atau
komposisi peta harus mempertimbangkan tata cara yang dapat menyentuh perasaan dan
juga unsur keindahan perlu diperhatikan. Tata letak yang betul akan menjadikan
penampilan peta secara keseluruhan menjadi lebih menarik salah satu faktor
utama yang diperhatikan adalah adanya keseimbangan dalam tata letak informasi
tepi. Ukuran huru (text), tipe hurup (style) mempunyai peranan pula dalam
komposisi tata letak informasi tepi ini. Oleh karena itu besar kecilnya hurup
sangat perlu dipertimbangkan secara tepat.
B. ALAT
DAN BAHAN
Ø
Alat :
·
Rapidograph
( berbagai ukuran )
·
Sablon
·
Drwing
pen ( berbagai ukuran )
·
Pinsil
warna
·
Penggaris
15cm, 30cm, dan 60cm
·
Pinsil
HB
·
Penghapus
·
Dan
alat tulis lain
Ø
Bahan :
·
Gambar
atau peta yang akan disalin
·
Kertas
Kalkir
C.
CARA KERJA
1. Berdasarkan kertas guide yang telah
di berikan oleh dosen untuk keperluan praktikum ini rekatkan kertas kalkir
diatasnya dengan menggunakan selotip.
2. Amati dengan teliti kenampakan –
kenampakan yang ada seperti sungai, jalan dan rel kereta api.
3. Mulailah menggunakan rapido saat
proses penyalinan.
4. Perhatikan lagi saat menggunakan
rapido , bedakan ukuran rapido yang dipakai untuk menarik garis sungai, jalan
dan rel kereta api agar terlihat perbedaan diantara ketiganya.
5. Menggunakan ukuran rapido yang
berbeda dapat lebih menambahkan keindahan juga mudah untuk dipahami dan dibaca.
6. Berilah imformasi di samping peta (
judul, skala, legenda, gratikul, orientasi, sumber data nama penyusun, tahun
pembuatan ) dengan susunan yang seimbang sesuai dengan ruang yang ada,
7. Mulailah menyalin peta dengan teliti,
terutama kenampakan titik, garis dan areal dengan memperhatikan rapido atau
drawing pen berukuran apa saja yang digunakan, di bedakan dengan peta pandu
yang disalin.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. ANALISA
HASIL PRAKTIKUM
·
Ketelitian penggambaran disain nama – nama geografi
dan tata letak peta adalah acara kedua pada praktikum Kartografi Dasar ini.
Pada acara II yaitu ketelitian penggambaran peta ini dititik beratkan pada
ketelitian dan pemahaman kenampakan peta.
·
Pada praktikum kedua ini mahasiswa ( kami ) ditugaskan
untuk lettering and lay-out
map atau dengan kata lain mendisain nama – nama geografi dan tata letak
peta yang dipakai sebagai identifikasi suatu perwujudan. Hal ini dilakukan agar
timbul rasa tertarik saat si pemakai peta membacanya.
·
Pada
saat proses penarikan garis – garis seperti sungai, rel kereta api, dan jalan
kita harus memperhatikan jenis ukuran rapido yang kita gunakan. Usahakan ketiga
symbol tersebut menggunakan ukuran rapido yang berbeda agar terlihat lebih
indah dan menarik.
·
Disain nama – nama tempatnya pun harus
diperhatikan, gunakan sablon yang berbeda ukuran pula.
·
Telitilah
saat menggunakan sablon. Setiap sablon telah memiliki ukuran masing – masing.
Gunakan sablon dan rapido dengan ukuran yang sama agar mata rapido tidak patah.
·
Berbeda
dengan laporan acara pertama, pada acara kedua ini , cara mewarnai tidak
langsung diatas kertas kalkir. Melainkan peta hasil disain di copy terlebih
dahulu baru kemudian diwarnai.
B. MANFAAT
PRAKTIKUM
Adapun manfaat yang kami ( saya )
peroleh melalui praktikum acara kedua ini adalah :
- Dapat
melatih kita ( saya ) untuk ketelitian, kesabaran, dan kecermatan dalam
pembuatan peta, karena bagus tidaknya
suatu peta tergantung pada seorang yang membuat peta kartografi.
- Kami
dapat melatih teknik kreasi pembuatan disain nama – nama geografi.
- Kami
dapat dengan mudah membaca suatu keadaan peta dengan membedakan antara
sungai, jalan, dan rel kereta api.
a. Kemudahan
·
Telah
tersedianya alat dan bahan praktikum sehingga memudahkan dalam mengerjakan
pembuatan peta.
·
Tersedianya
buku panduan praktikum kartografi sehingga proses pembuatan peta sagat
memudahkan mahasiswa/I yang sedang melakukan praktikum kartografi.
·
Pada
saat mewarnai peta.
b.
Kesulitan
·
Menggunakan
sablon saat pembuatan nama – nama tempat seperti kabupaten.
·
Menarik
garis saat pembuatan bentuk sungai dan jalan yang sedikit lebih rumit.
·
Membedakan
antara jalan dan sungai
·
Dalam
praktikum kedua tingkat kesulitannya lebih tinggi dibandingkan dengan
peraktikum pertama.
·
Membuat
kotak legenda
BAB IV
KESIMPULAN
Tidaklah mudah dalam pembuatan sebuah peta hingga
menghasilkan peta yang baik dan benar. Tahapan dalam membuat peta secara umum
adalah:
- Perencanaan
- Pencarian
dan pengumpulan data
- Pengolahan
data
- Penggambaran
atau penyajian
- Penggunaan
peta
Simbol merupakan salah satu unsur peta yang sangat
penting, simbol mempu memberikan nyawa pada peta sehingga peta menjadi lebih
mudah dimengerti. Dalam pemberiannya, simbol dikelompokkan menjadi 2 jenis:
- Berdasar
artinya terdiri dari simbol kualitatif dan simbol kuantitatif
- Berdasar
atas bentuknya, terdiri dari simbol titik, simbol garis, dan simbol luas.
Dalam menggambar sebuah
peta, sarat peta yang harus diperhatikan adalah bentuknya agar mendekati dengan
bentuk sesungguhnya. Semakin teliti dan sering membuat diatas kertas karkil maka
semakin mudah mengaplikasikannya.
Dalam melakukan
peraktikum ini hal yang sangat dibutuhkan ketelitian yang sangat diutamakan
pada pembuatan peta.
Penempatan nama – nama
geografi yang tepat dan benar dapat
membuat si pemakai peta lebih mudah memahami dan tidak membingungkan. Agar peta mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak
membingungkan ada komponen-komponen yang harus dipenuhi, yaitu : judul peta,
skala peta, legenda, orientasi ( tanda arah ), symbol dan warna, sumber dan
tahun pembuatan peta dan lattering.
DAFTAR
PUSTAKA
Irwanto.2011. panduan praktikum kartografi. Banda aceh: FKIP UNSYIAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar