Sabtu, 14 Maret 2015

Laporan Praktikum Kartografi Desain Nama-nama Geografi dan Tata Letak Peta

PRAKTIKUM ACARA 2
DISAIN NAMA – NAMA GEOGRAFI
DAN TATA LETAK PETA

BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
              Kartografi didefinisikan sebagai gabungan dari seni , ilmu dan teknik dalam pembuatan  ( penggambaran ) peta. Dimana ilmu digunakan sebagai simbol yang digunakan, seni sebagai penghalusan ( pewarnaan gambar ) dan teknik sebagai cara penggunaan dan tingkat ketelitian. Dalam kartografi ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan. Seiring dengan pengertian itu, banyak dari kita pasti sangat menginginkan untuk dapat membuat peta dengan teknik – teknik khusus yang telah dipelajari, dimana peta tersebut berfungsi sebagai media informasi, dan sistem komunikasi.
              Peta adalah alat peraga dimana melalui alat peraga itu , seorang penyusun peta ingin menyampaikan idenya kepada orang lain. Ide yang dimaksud adalah hal – hal yang berhubungan dengan kedudukannya dalam ruang. Dengan cara menyajikannya kedalam bentuk peta, diharapkan si penerima ide dapat dengan cepat dan mudah memahami atau memperoleh gambaran dari yang disajikannya itu melalui matanya.
              Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang pemetaan mengalami kemajuan yang sangat baik dan pesat. Pengumpulan data – data geografis secara manual diperkuat dengan teknologi seperti foto udara, foto satelit, radar dan sebagainya. Begitu juga dalam penyusunan peta, kartografi manual kini banyak dibantu dengan komputerisasi sehingga banyak dijumpai peta – peta digital.
              Namun demikian, meski kemajuan dan perkembangan di bidang pemetaan telah mengalami kemajuan terutama dengan penggunaan sistem komputerisasi, hal tersebut tidak   peta dengan cara – cara tangan/ peta analog. Analog masih sangat dibutuhkan keberadaannya, untuk itu penyalinan peta tetap harus dilakukan dikarenakan peta analog tetap menampilkan dan menjaga tingkat keakuratan penggambaran peta yang lebih baik.
              Peta menggunakan simbol – simbol dua dimensi untuk mencerminkan fenomena geografikal atau dengan suatu cara yang sistematis, dan hal ini memerlukan kecakapan untuk membuatnya dan membacanya. Peta merupakan teknik komunikasi yang tergolong dalam cara grafis, dan untuk efisiennya kita harus mempelajari dengan baik atribut – atribut / elemen – elemen dasarnya,seperti jgua pada cara – cara komunikasi yang lain.
        Alasan mengapa sebuah peta harus didisain secara menarik  dan penggunaan / penentuan tata letak peta dengan memperhatikan keseimbangan dalam ukuran huruf, tipe huruf agar mudah dibaca dan tidak membingungkan bagi para pemakai peta. Selain itu juga dapat menyentuh perasaan tertarik ( sensible ) si pembaca.

B.   WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Waktu         : tanggal 31 Maret & 7 April 2011
Tempat       : gedung FKIP baru ruang 2.02

C.   TUJUAN
Adapun tujuan dalam praktikum acara kedua ini adalah :
1.    Melatih keterampilan mahasiswa (saya ) dalam merancang dan mendisain nama – nama geografi dan tata letak peta/ informasi tepi ( marginal information ) dalam komposisi yang benar.







BAB II
TEORI

A.   LANDASAN TEORI
              Kartografi merupakan bagian dari ilmu geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini berkaitan erat dengan sistem komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta. Untuk menyampaikan berbagai informasi, baik berupa informasi grafis maupun informasi atribut, diperlukan media yang tepat untuk menyampaikannya, yaitu dengan menggunakan peta sebagai media komunikasi dalam bentuk hardcopy maupun dalam bentuk softcopy.
          Peta-peta ini nantinya dapat digunakan sebagai data dan dokumen baik secara aktual maupun secara periodik untuk memberikan informasi geografis suatu wilayah. Dalam kartografi, baik sebagai salah satu bagian dari ilmu geografi dan dokumen ilmiah, kartografi juga merupakan teknik dan pengetahuan untuk menunjukkan suatu fenomena geografis pada suatu daerah yang dipilih dan digeneralisasi. Peta menurut ICA adalah suatu gambaran unsur - unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan umumnya digambarkan.
              Sedangkan nama-nama geografi merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam penyajian sebuah peta, baik itu peta Topografi maupun Tematik. Nama-nama geografi ini perlu dicantumkan dalam peta karena nama ini dipakai sebagai identifikasi suatu perujudan, walaupun sebetulnya nama sendiri bukan dari muka bumi. Penepatan nama-nama geografi ini harus tepat dan benar agar mudah dibaca dan tidak membingungkan bagi pengguna peta. Untuk itulah dibuat aturan-aturan penempatan beserta tipe huruf yang digunakan dalam mewakili sesuatu kenampakan. Prinsip penulisan huruf untuk nama-nama geografi adalah sebagai berikut:
1.    Wilayah administrasi dan nama tempat, biasanya berwarna hitam tetapi biasa juga dengan warna lain.
2.    Nama bentuk relief seperti pegunungan, bukit ditulis dengan miring /italic dengan warna hitam.
3.    Nama perairan / perujudan air dengan tipe italic / miring dengan warna biru, dan lain – lain.
Jadi dalam lettering/nama – nama geografi,tipe huruf, spasi penempatan, dan warna mempunyai makna terkait dengan perwujudan unsur geografinya. Para ahli (kartografer) membuat kesepakatan, untuk membuat tulisan (lattering) pada peta sebagai berikut :
a) Nama geografis ditulis dengan bahasa dan istilah yang penduduk setempat                                            .
b) Nama jalan yang ditulis harus sesuai dengan arah jalan tersebut.
c) Nama kota ditulis dengan 4 cara, yaitu :
·         Dibawah symbol kota
·         Diatas symbol kota
·         Disebelah kanan symbol kota
·         Disebelah kiri symbol kota

Sebelum membuat/mengambar peta, perlu diketahui terlebih dulu tata letak peta, yaitu struktur atau bagian-bagian yang ada pada suatu peta. Tata letak suatu peta (Map layout) merupakan pengaturan data spasial dari berbagai macam elemen peta. Penentuan tata letak peta atau komposisi peta harus mempertimbangkan tata cara yang dapat menyentuh perasaan dan juga unsur keindahan perlu diperhatikan. Tata letak yang betul akan menjadikan penampilan peta secara keseluruhan menjadi lebih menarik salah satu faktor utama yang diperhatikan adalah adanya keseimbangan dalam tata letak informasi tepi. Ukuran huru (text), tipe hurup (style) mempunyai peranan pula dalam komposisi tata letak informasi tepi ini. Oleh karena itu besar kecilnya hurup sangat perlu dipertimbangkan secara tepat.

B.   ALAT DAN BAHAN

Ø  Alat :
·         Rapidograph ( berbagai ukuran )
·         Sablon
·         Drwing pen ( berbagai ukuran )
·         Pinsil warna
·         Penggaris 15cm, 30cm, dan 60cm
·         Pinsil HB
·         Penghapus
·         Dan alat tulis lain

Ø  Bahan :
·         Gambar atau peta yang akan disalin
·         Kertas Kalkir




C.   CARA KERJA

1.    Berdasarkan kertas guide yang telah di berikan oleh dosen untuk keperluan praktikum ini rekatkan kertas kalkir diatasnya dengan menggunakan selotip.
2.    Amati dengan teliti kenampakan – kenampakan yang ada seperti sungai, jalan dan rel kereta api.
3.    Mulailah menggunakan rapido saat proses penyalinan.
4.    Perhatikan lagi saat menggunakan rapido , bedakan ukuran rapido yang dipakai untuk menarik garis sungai, jalan dan rel kereta api agar terlihat perbedaan diantara ketiganya.
5.    Menggunakan ukuran rapido yang berbeda dapat lebih menambahkan keindahan juga mudah untuk dipahami dan dibaca.
6.    Berilah imformasi di samping peta ( judul, skala, legenda, gratikul, orientasi, sumber data nama penyusun, tahun pembuatan ) dengan susunan yang seimbang sesuai dengan ruang yang ada,
7.    Mulailah menyalin peta dengan teliti, terutama kenampakan titik, garis dan areal dengan memperhatikan rapido atau drawing pen berukuran apa saja yang digunakan, di bedakan dengan peta pandu yang disalin.






BAB III
PEMBAHASAN

A.   ANALISA HASIL PRAKTIKUM

·         Ketelitian penggambaran disain nama – nama geografi dan tata letak peta adalah acara kedua pada praktikum Kartografi Dasar ini. Pada acara II yaitu ketelitian penggambaran peta ini dititik beratkan pada ketelitian dan pemahaman kenampakan peta.
·         Pada praktikum kedua ini mahasiswa ( kami ) ditugaskan untuk lettering  and lay-out map atau dengan kata lain mendisain nama – nama geografi dan tata letak peta yang dipakai sebagai identifikasi suatu perwujudan. Hal ini dilakukan agar timbul rasa tertarik saat si pemakai peta membacanya.
·         Pada saat proses penarikan garis – garis seperti sungai, rel kereta api, dan jalan kita harus memperhatikan jenis ukuran rapido yang kita gunakan. Usahakan ketiga symbol tersebut menggunakan ukuran rapido yang berbeda agar terlihat lebih indah dan menarik.
·          Disain nama – nama tempatnya pun harus diperhatikan, gunakan sablon yang berbeda ukuran pula.
·         Telitilah saat menggunakan sablon. Setiap sablon telah memiliki ukuran masing – masing. Gunakan sablon dan rapido dengan ukuran yang sama agar mata rapido tidak patah.
·         Berbeda dengan laporan acara pertama, pada acara kedua ini , cara mewarnai tidak langsung diatas kertas kalkir. Melainkan peta hasil disain di copy terlebih dahulu baru kemudian diwarnai.


B.   MANFAAT PRAKTIKUM

Adapun manfaat yang kami ( saya ) peroleh melalui praktikum acara kedua ini adalah :

  • Dapat melatih kita ( saya ) untuk ketelitian, kesabaran, dan kecermatan dalam pembuatan peta, karena bagus tidaknya  suatu peta tergantung pada seorang yang membuat peta kartografi.
  • Kami dapat melatih teknik kreasi pembuatan disain nama – nama geografi.
  • Kami dapat dengan mudah membaca suatu keadaan peta dengan membedakan antara sungai, jalan, dan rel kereta api.





a.   Kemudahan

·         Telah tersedianya alat dan bahan praktikum sehingga memudahkan dalam mengerjakan pembuatan peta.
·         Tersedianya buku panduan praktikum kartografi sehingga proses pembuatan peta sagat memudahkan mahasiswa/I yang sedang melakukan praktikum kartografi.
·         Pada saat mewarnai peta.


b.   Kesulitan

·         Menggunakan sablon saat pembuatan nama – nama tempat seperti kabupaten.
·         Menarik garis saat pembuatan bentuk sungai dan jalan yang sedikit lebih rumit.
·         Membedakan antara jalan dan sungai
·         Dalam praktikum kedua tingkat kesulitannya lebih tinggi dibandingkan dengan peraktikum pertama.
·         Membuat kotak legenda









BAB IV
KESIMPULAN

Tidaklah mudah dalam pembuatan sebuah peta hingga menghasilkan peta yang baik dan benar. Tahapan dalam membuat peta secara umum adalah:
  1. Perencanaan
  2. Pencarian dan pengumpulan data
  3. Pengolahan data
  4. Penggambaran atau penyajian
  5. Penggunaan peta
Simbol merupakan salah satu unsur peta yang sangat penting, simbol mempu memberikan nyawa pada peta sehingga peta menjadi lebih mudah dimengerti. Dalam pemberiannya, simbol dikelompokkan menjadi 2 jenis:
  1. Berdasar artinya terdiri dari simbol kualitatif dan simbol kuantitatif
  2. Berdasar atas bentuknya, terdiri dari simbol titik, simbol garis, dan simbol luas.
Dalam menggambar sebuah peta, sarat peta yang harus diperhatikan adalah bentuknya agar mendekati dengan bentuk sesungguhnya. Semakin teliti dan sering membuat diatas kertas karkil maka semakin mudah mengaplikasikannya.
Dalam melakukan peraktikum ini hal yang sangat dibutuhkan ketelitian yang sangat diutamakan pada pembuatan peta.
Penempatan nama – nama geografi   yang tepat dan benar dapat membuat si pemakai peta lebih mudah memahami dan tidak membingungkan. Agar peta mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan ada komponen-komponen yang harus dipenuhi, yaitu : judul peta, skala peta, legenda, orientasi ( tanda arah ), symbol dan warna, sumber dan tahun pembuatan peta dan lattering.











DAFTAR PUSTAKA

Irwanto.2011. panduan praktikum kartografi. Banda aceh: FKIP UNSYIAH.

Laporan Praktikum Kartografi pembuatan penampang (profil) dan kemiringan lereng

PRAKTIKUM ACARA 4
PEMBUATAN PENAMPANG ( PROFIL )
DAN KEMIRINGAN LERENG

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Banyak sekali defenisi tentang peta, tapi pada dasarnya peta adalah  alat peraga, dimana melalui alat peraga itu, seorang penyusun peta ingin menyampaikan idenya pada orang lain. Ide tentang gambaran tinggi rendah permukaan bumi suatu daerah melahirkan peta topografi, ide gambaran penyebaran penduduk (peta penduduk), penyebaran batuan (peta geologi), penyebaran jenis tanah (peta tanah atau soil map), penyebaran curah hujan (peta hujan) dan sebagainya yang menyangkut kedudukannya dalam ruang.
Dengan cara menyajikannya kedalam bentuk peta, diharapkan si penerima ide dapat dengan cepat dan mudah memahami atau memperoleh gambaran dari yang disajikan itu melalui matanya.
Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang pemetaan mengalami kemajuan yang sangat baik dan pesat. Pengumpulan data-data geografis secara manual diperkuat dengan teknologi seperti foto udara, foto satelit, radar dan sebagainya. Begitu juga dalam penyusunan peta, dari sekian banyak lembar peta kemudian disusun dalam suatu sistem yang mampu menginformasikan peta yang banyak tadi dalam waktu cepat melalui Sistem Informasi Geografis (SIG) yang tentunya dengan komputerisasi.
Secara sederhana relief dapat diartikan sebagai suatu konfigurasi nyata dari permukaan bumi, yaitu perbedaan – perbedaan dalam ketinggian dan kemiringan permukaan bumi. Relief dipresentasikan dengan cara membuat garis yang menghubungkan titik di permukaan bumi yang mempunyai ketinggian yang sama ( garis tersebut disebut dengan garis kontur). Peta topografi adalah peta yang didalamnya berisi garis-garis kontur dengan ketinggian berkelipatan sesuai dengan interval konturnya.
Alasan mengapa pada praktikum acara keempat ini mahasiswa ditugaskan untuk membuat penampang ( profil ) dan kemiringan lereng adalah  karena pada prinsipnya pembuatan garis kontur dilakukan secara logika yaitu dengan cara interpolasi terhadap titik – titik hasil pengukuran secara langsung di lapangan. Beberapa kegunaan dari pembuatan garis kontur adalah untuk mengetahui bentuk lereng, besarnya kemiringan lereng dan menunjukkan bentuk relief  sepertigaris kontur yang rapat menunjukkan lereng curam/terjal sedangkan garis lereng yang renggang menunjukkan bentuk lereng yang datar/landai.

B.    WAKTU DAN TANGGAL PRAKTIKUM
Waktu          : Kamis, tanggal 21 dan 28 April 2011
Tempat         : Gedung FKIP baru ruang 2.02
C.  TUJUAN
         Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
·         Melatih ketrampilan mahasiswa dalam membuat penampang melintang/profil suatu daerah dan menghitung kemiringan lereng.
·         Dalam praktikum pembuatan peta kontur ini diharapkan mahasiswa mampu membuat peta garis kontur dari penyebaran titik-titik ketinggian suatu wilayah tertentu.
·         Agar mahasiswa dapat membaca atau menelaah bentuk bentuk medan atau relief permukaan bumi berdasarkan peta kontur atau peta garis tinggi yang ada.


BAB II
TEORI

A.    LANDASAN TEORI

Kartografi merupakan bagian dari ilmu geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini berkaitan erat dengan system komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta. Untuk menyampaikan berbagai informasi, baik berupa informasi grafis maupun informasi atribut, diperlukan media yang tepat untuk menyampaikannya, yaitu dengan menggunakan peta sebagai media komunikasi dalam bentuk hardcopy maupun dalam bentuk softcopy.
Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.
Salah satu cara untuk membuat peta garis tinggi (peta kontur) yaitu dengan cara menarik garis yang mempunyai ketinggian yang sama dari data penyebaran titik-titik ketinggian pada suatu daerah. Penyebaran titi-titik ketinggian tersebut diukur secara terestrial dengan mengikatkan salah satu titik ketinggian tertentu dan titik ketinggian tersebut dihitung dari ketinggian di atas permukaan laut. Titik ketinggian tertentu tersebut dapat berupa titik trianggulasi, titik dasar teknik (TDT), titik puncak bukit, titik pada garis pantai sebagai titik nol (0 m) atau titik tertentu yang mempunyai nilai ketinggian. Dalam pelaksanaan pengukuran biasanya yang digunakan sebagai peta dasar untuk acuan ketinggian tempat adalah peta topografi atau peta rupa bumi. Karena kedua macam peta tersebut adalah peta yang lengkap yang memperlihatkan unsur-unsur alami dan unsur-unsur buatan manusia di atas permukaan bumi termasuk titik-titik ketinggian dan juga kontur-kontur dengan memperhitungkan skala peta yang digunakan.
Peta kontur adalah merupakan peta yang menggambarkan bentuk-bentuk medan/relief dari suatu wilayah yang digambarkan dengan garis yang mempunyai ketinggian yang sama (kontur). Karena kontur merupakan garis yang menghubungkan titik-titik dipermukaan bumi yang mempunyai ketinggian yang sama, maka antara garis kontur yang satu dengan kontur yang lain tidak akan saling berpotongan.
Dalam pembuatan peta kontur dapat dari data hasil pengukuran secara terestrial seperti dikemukakan di atas, tetapi juga dapat dilakukan dari hasil fotogrametris. Sebagai data dari praktikum acara ini adalah berupa penyebaran dari titik-titik ketinggian hasil pengukuran secara terestrial dan pola aliran sungai yang ada di wilayah tersebut. Sedang titik ketinggian sendiri adalah titik ketinggian dipermukaan bumi yang dihitung berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut. Sedangkan harga nol (awal) ketinggian permukaan laut dihitung atau dimulai dari titik atau garis rata-rata antara pasang tertinggi dan surut terendah permukaan air laut pada pantai setempat. Banyak cara untuk menentukan titik ketinggian suatu tempat antara lain dengan alat altimeter, GPS, mengukur langsung dengan alat theodolit dari titik nol di pantai atau menggunakan data yang sudah ada titik-titk ketinggiannya yaitu peta topografi atau peta rupa bumi. Titik ketinggian tempat yang ada pada peta ini berupa titik trianggulasi, puncak bukit atau puncak gunung, titik ketinggian tempat tertentu yang dianggap penting dan juga menggambarkan garis kontur. Dari titik ketinggian yang ada tersebut, dapat digunakan sebagai titik ikat awal dari pengukuran yang dilaksanakan.
Disamping mengukur penyebaran titik-titik ketinggian tersebut, untuk membantu penarikan kontur perlu juga diukur atau dipetakan unsur-unsur alam (geografi) yang lain seperti pola aliran sungai, jalan, rawa dan lain-lain. Dari peta penyebaran titik-titik kontur dan unsur-unsur alam terutama pola aliran sungai di suatu wilayah sangat membantu arah penarikan kontur, karena bentuk relief atau bentuk medan ada kaitannya dengan pola aliran yang ada, dan terjadinya bentuk-bentuk relief atau bentuk medan yang ada salah satunya karena adanya kikisan air.
Dalam penarikan antara kontur yang satu dengan kontur yang lain didasarkan pada besarnya perbedaan ketinggian antara ke dua buah kontur yang berdekatan dan perbedaan ketinggian tersebut disebut dengan interval kontur (contour interval).
B. ALAT DAN BAHAN
Bahan dan alat beserta fungsinya yang digunakan dalam praktikum acara ke IV ini adalah sebagai berikut :
      Peta yang akan di salin (guide map): gambar /peta kontur suatu daerah.
      Kertas kalkir
      Kertas milimeter
      Rapodograph/drawing pen
      Sablon
      Alat tulis dan gambar
      Isolasi
      Kaca pembesar (LUP)

C. CARA KERJA
Pembuatan penampang atau profil dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Diperoleh dari peta kontur
2. Langsung dibuat atau di ukur dilapangan .
Pembuatan penampang atau profil dari peta kontur
      Siapkan peralatan praktikum yang akan dipergunakan.
      Rekatkan guide map dengan selotip pada meja, kemudian berilah tanda dengan untuk memperjelas kontur dengan pinsil/pulpen.
      Mulailah menyalin peta dengan teliti, terutama penggambaran kenampakan garis kontur dan nilai interval kontur yang tercantum pada peta yang dipilih dengan memperhatikan rapido atau drawing pen berukuran apa saja yang di pergunakan, menurut peta pandu yang disalin.
      Gambarlah penampang profil pada kertas milimeter, buatlah perbedaan lereng yang tergambar menjadi lereng atas, lereng tengah, dan lereng bawah.
      Cantumkan nama hasil praktikum, sumber yang disalin, nama dan NIM.
      Kemudian salin kembali ke atas kertas kalkir
      Berilah ulasan singkat mengenai hasil praktikumpada laporan kerja anda yang meliputi hasil proses pengerjaan ,proses penggambaran yang dilakukan dan kenampakan peta yang ada.


BAB IV
PEMBAHASAN

A. ANALISA HASIL PRAKTIKUM
Dari penganalisaan praktikum acara keempat ini mahasiswa harus tahu apa garis kontur , peta kontur serta syarat–syarat untuk membuat peta kontur. Pada praktikum 4 ini mahasiswa juga dilatih keterampilannya dalam membuat penampang melintang/profil suatu daerah dan menghitung kemiringan lereng, yang dapat diketahui dengan cara membuat peta kontur,yaitu peta yang terdiri daripada garis-garis yang menghubungkan titik di permukaan bumi yang mempunyai ketinggian yang sama (garis kontur). Adapun kegunaan dari garis kontur adalah untuk mengetahui bentuk lereng, besarnya kemiringan lereng dan menunjukkan bentuk relief.
Karakteristik sebuah garis kontur antara lain:
o   Garis kontur yang memiliki ketebalan , yang tebal biasanya terdapat CI
o   Sifat dari garis kontur:
1. Semakin rapat garis kontur maka semakin terjal sebua lereng.
2. Semakin renggang garis ontur maka semakin lndai sebuah lereng.
Setelah kita megetahui semua materi kemudian kita di suruh untuk mencari Countur Indeks (CI) yang antara lain :
        Countur Indeks (CI) 2.500
        Countur Indeks (CI) 2.200
        Countur Indeks (CI) 1.900
        Countur Indeks (CI) 1.500
        Countur Indeks (CI) 1.200

B.    MAMFAAT PRAKTIKUM
Adapun manfaat yang kami ( saya ) peroleh melalui acara keempat praktikum ini adalah :
1.    Ketika menggambar peta, mahasiswa lebih teliti, terutama dalam hal penggambaran titik dan garis dari peta kontur
2.    Melatih ketrampilan mahasiswa dalam membuat penampang melintang/profil suatu daerah dan menghitung kemiringan lereng.
3.    Mahasiswa dapat mengetahui apa itu peta kontur, bagaimana garis pada peta kontur.

a.     Kemudahan
Adapun kemudahan pada praktikum ini antara lain:
      Adanya panduan praktikum untuk melakukan cara kerja.
      Dengan adanya kertas milimeter, memudahkan dalam mengetahui ketinggian lereng.
      Tersedianya guide map (peta pandu) sehingga mudah menggambarkan hasil penampang/profil lereng.
      Tersedinya kaca pembesar (LUV) yang sngat membantu dalam praktikum ini.

b.     Kesulitan
Adapun kesulitan pada praktikum 4 ini adalah:
      Mahasiswa sulit membedakan ketinggian lereng pada garis-garis kontur.
      Mahasiswa sulit membedakan antara garis kontur yang satu dengan garis kontur yang lainnya.
      Garis kontur sangatlah rapat sehingga sulit membedakannya, bahkan ada yang tidak nampak.
      Butuk ketelitian yang sangat akurat saat mempaca peta guide mapnya.















BAB IV
KESIMPULAN

Dengan acara praktikum keempat ini kita dapat mengetahui cara untuk membuat peta garis tinggi (peta kontur) yaitu dengan cara menarik garis yang mempunyai ketinggian yang sama dari data penyebaran titik-titik ketinggian pada suatu daerah. Peta topografi adalah peta yang didalamnya berisi garis-garis kontur dengan ketinggian berkelipatan sesuai dengan interval konturnya. Sedangkan peta kontur adalah peta yang menggambarkan bentuk-bentuk medan/relief dari suatu wilayah yang digambarkan dengan garis yang mempunyai ketinggian yang sama (kontur). Karena kontur merupakan garis yang menghubungkan titik-titik dipermukaan bumi yang mempunyai ketinggian yang sama, maka antara garis kontur yang satu dengan kontur yang lain tidak akan saling berpotongan.
Penggambaran garis kontur memiliki sifat sebagai berikut :
a.   Berbentuk kurva tertutup.
b.   Tidak bercabang.
c.   Tidak berpotongan.
d.   Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai.
e.   Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan.
f.    Tidak tergambar jika melewati bangunan.
g.   Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.
h.   Garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai
Adapun kegunaan dari garis kontur adalah untuk mengetahui bentuk lereng, besarnya kemiringan lereng dan menunjukkan bentuk relief. Garis kontur yang rapat menunjukkan lereng curam/terjal, sedangkan yang renggang menunjukkkan bentuk lereng yang datar/landai. Untuk membuat penampang melintang/profil suatu daerah dan menghitung kemiringan lereng maka digunakan teknik peta kontur, yaitu peta yang terdiri daripada garis-garis yang menghubungkan titik di permukaan bumi yang mempunyai ketinggian yang sama (garis kontur).
Hasil penampang/profil lereng peta kontur dapat dipakai sebagai panduan keadaan pada daerah sebenarnya. Peta kontur berfungsi sebagai penunjuk/penggambaran suatu keadaan lereng pada suatu daerah.maka dapat dikatakan bahwa bila kita ingin mencari ketinggian suatu wilayah maka kita harus menggunakan peta kontur untuk memudahkan dalam pencarian tersebut.  


DAFTAR PUSTAKA

Irwanto. 2010. Panduan Praktikum Kartografi. Banda Aceh:FKIP UNSYIAH